Google Berencana Bangun Pusat Data di Antariksa, Dukung Ekspansi AI Secara Global

Table of Contents
Google berencana ekspansi AI di Antariksa!
Google berencana ekspansi AI secara global di Antariksa! (Shutterstock)

Gagasan.id, Amerika Serikat - Google umumkan proyek pusat data luar angkasa bernama Project Suncatcher untuk memperluas teknologi AI dan efisiensi energi mulai 2027 mendatang.

Google Siapkan Pusat Data Luar Angkasa Mulai 2027

Raksasa teknologi asal California, Google, berencana membangun pusat data di luar angkasa pada awal 2027 melalui proyek ambisius bernama Project Suncatcher. Langkah ini diambil menyusul semakin luasnya adopsi kecerdasan buatan (AI) di berbagai sektor.

Google berharap proyek ini dapat memanfaatkan tenaga surya dan sekaligus mengurangi biaya peluncuran roket, sambil menciptakan sistem data yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Peralatan uji coba pertama akan diluncurkan ke orbit dalam waktu dekat.

80 Satelit AI Bertenaga Surya di Orbit

Menurut tim ilmuwan dan insinyur Google, sekitar 80 satelit bertenaga surya akan diatur di orbit sekitar 400 mil di atas permukaan Bumi. Setiap satelit akan dilengkapi dengan prosesor bertenaga tinggi untuk memenuhi permintaan komputasi AI yang terus meningkat.

Dilansir dari The Guardian, penelitian Google yang dirilis pada Selasa (4/11) mengungkapkan bahwa biaya peluncuran ke luar angkasa diprediksi menurun drastis pada pertengahan 2030-an, membuat biaya operasional pusat data berbasis antariksa sebanding dengan yang di Bumi.

Efisiensi Energi dan Tantangan Lingkungan

Salah satu tujuan utama proyek ini adalah mengurangi konsumsi energi darat dan air yang selama ini dibutuhkan untuk pendinginan pusat data konvensional. Di luar angkasa, panel surya akan menghasilkan energi delapan kali lebih efisien dibandingkan di Bumi.

Namun, setiap peluncuran roket diperkirakan dapat menghasilkan emisi karbon dioksida hingga ratusan ton. Para astronom juga mengkhawatirkan potensi gangguan pengamatan ruang angkasa akibat bertambahnya jumlah satelit di orbit rendah.

Komunikasi Data via Laser

Dalam proyek Suncatcher, data dari pusat data orbit akan dikirim ke Bumi melalui tautan optik berbasis cahaya atau sinar laser, yang memungkinkan transfer informasi lebih cepat dan stabil dibandingkan gelombang radio konvensional.

Selain Google, sejumlah perusahaan besar seperti Nvidia dan SpaceX juga mulai merambah ke teknologi luar angkasa untuk mendukung ekspansi AI global.

Elon Musk telah mengumumkan rencana pembangunan pusat data antariksa melalui Starlink dan SpaceX.

Nvidia berencana meluncurkan chip AI ke orbit pada akhir bulan ini bersama startup Starcloud.

Energi Tak Terbatas di Luar Angkasa

Philip Johnston, salah satu pendiri Starcloud, menilai proyek ini sebagai langkah visioner untuk menciptakan sumber energi bersih berkelanjutan.

“Di ruang angkasa, Anda mendapatkan energi terbarukan yang hampir tak terbatas dan murah. Biaya lingkungan hanya muncul saat peluncuran, namun selama operasional, emisi karbon bisa ditekan hingga 10 kali lipat dibanding pusat data di Bumi,” ujarnya.

Langkah Awal Menuju AI Berbasis Antariksa

Google menargetkan peluncuran dua satelit prototipe pada awal 2027 sebagai langkah awal menuju AI berbasis ruang angkasa yang dapat diskalakan.

Proyek ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam efisiensi energi global dan transformasi infrastruktur digital, sekaligus membuka babak baru bagi masa depan kecerdasan buatan.

Posting Komentar